Friday, October 28, 2011

Globalisasi Terhadap Pedagang Kaki Lima­ ­


Pedagang kaki lima

Pedagang Kaki Lima atau disingkat PKL adalah istilah untuk menyebut penjaja dagangan yang menggunakan gerobak. Istilah itu sering ditafsirkan demikian karena jumlah kaki pedagangnya ada lima. Lima kaki tersebut adalah dua kaki pedagang ditambah tiga "kaki" gerobak (yang sebenarnya adalah tiga roda atau dua roda dan satu kaki). Saat ini istilah PKL juga digunakan untuk pedagang di jalanan pada umumnya.

Sebenarnya istilah kaki lima berasal dari masa penjajahan kolonial Belanda. Peraturan pemerintahan waktu itu menetapkan bahwa setiap jalan raya yang dibangun hendaknya menyediakan sarana untuk pejalanan kaki. Lebar ruas untuk pejalan adalah lima kaki atau sekitar satu setengah meter.

Sekian puluh tahun setelah itu, saat Indonesia sudah merdeka, ruas jalan untuk pejalan kaki banyak dimanfaatkan oleh para pedagang untuk berjualan. Dahulu namanya adalah pedagang emperan jalan, sekarang menjadi pedagang kaki lima. Padahal jika merunut sejarahnya, seharusnya namanya adalah pedagang lima kaki.

Dibeberapa tempat, pedagang kaki lima dipermasalahkan karena menggangu para pengendara kendaraan bermotor. Selain itu ada PKL yang menggunakan sungai dan saluran air terdekat untuk membuang sampah dan air cuci. Sampah dan air sabun dapat lebih merusak sungai yang ada dengan mematikan ikan dan menyebabkan eutrofikasi. Tetapi PKL kerap menyediakan makanan atau barang lain dengan harga yang lebih, bahkan sangat, murah daripada membeli di toko. Modal dan biaya yang dibutuhkan kecil, sehingga kerap mengundang pedagang yang hendak memulai bisnis dengan modal yang kecil atau orang kalangan ekonomi lemah yang biasanya mendirikan bisnisnya disekitar rumah mereka.

Namun sekarang pedagang kaki lima banyak terkena dampak globalisasi

Dampak globalisasi pada pedagang kaki lima :

  • masyarakat sekarang lebih memilih produk yang lebih kebaratan bukan tradisonal padahal pedagang kaki lima sangat kental terhadap tradisional sehingga penurunan penjualan pun terjadi
  • pedagang kaki lima jauh kalah saing dengan pedagang pedagang luar yang masuk ke indonesia
  • globalisasi hanya meningkatkan perdagangan produk dalam negeri yang diperuntukan untuk ekspor

salah satu cara untuk menangani dampak globalisasi menjadi baik untuk para pedagang kaki lima adalah dengan memacu untuk meningkatkan kualitas diri karena di zaman globalisasi ini masyarakat atau pun pedagang lebih mudah mendapatkan informasi dan pengetahuan dengan cepat dan mudah bahkan tanpa pendidikan yang formal pun asal para pedagang memanfaatkan globalisasi ini untuk ingin mengetahui banyak informasi para pedagang pun dapat meningkatkan kualitasnya


Ciri berkembangnya globalisasi kebudayaan

  • Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.
  • Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
  • Berkembangnya turisme dan pariwisata
  • Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.
  • Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain lain.
  • Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti SEA GAMES nanti
  • Persaingan bebas dalam bidang ekonomi
  • Meningkakan interaksi budaya antar negara melalui perkembangan media massa

No comments:

Post a Comment